Casminih Tapip

Kepala Sekolah di SMAN 1 Karangtengah Cianjur. Senang menulis dan terus menulis. Memiliki keluarga kecil, suami dan dua anak lelaki. Keluarga bahagia dun...

Selengkapnya
Navigasi Web
Belajar dan Mengajar Serupa Dua Sisi Mata Uang lombajulimediaguruindonesia

Belajar dan Mengajar Serupa Dua Sisi Mata Uang lombajulimediaguruindonesia

#Lomba Juli Media Guru Indonesia#

Semenjak awal bulan Maret hingga saat ini, Coronavirus Disease-19, masih belum usai. Semua lini kehidupan terkena dampak dari pandemi yang merebak di seluruh dunia ini. Tak terkecuali negara kita, Indonesia. Hampir seluruh sektor penunjang roda kehidupan manusia Indonesia, jatuh terpuruk. Sektor pendidikan adalah salah satu yang mengalami keterpurukan.

Carut-marut berbentuk kegelisahan para pemangku kebijakan bidang pendidikan muncul ke permukaan. Kesehatan warga sekolah tentu saja dijadikan prioritas utama dalam menentukan kebijakan. Menyadari akan cara cepat penyebaran virus Corona yaitu dengan berdekatan atau kontak langsung antarmanusia, Dinas Pendidikan menerapkan kebijakan tanggap darurat. Kebijakan tersebut berupa pemberlakuan belajar dari rumah. Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 dan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020.

Menyikapi surat edaran yang berisi pemberlakuan pelaksanaan belajar dan mengajar dari rumah, lalu kita sebagai guru akan menyerah? Sepertinya sangat tidak tanggap akan keadaan kalau menyerah begitu saja. Sebagai makhluk yang dibekali akal, kita harus mempersiapkan diri untuk belajar. Tentu saja belajar untuk mengajar pada situasi pendemi. Sehingga, belajar dan mengajar untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa, tidak pernah terputus.

Membelajarkan peserta didik yang dikendalikan dari rumah, sudah barang tentu harus menggunakan media internet. Sudah banyak tersedia pilihan aplikasi yang digunakan sebagai media pembelajaran. Pertimbangan yang cerdas diperlukan untuk menggunakan aplikasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi guru serta peserta didik. Kekuatan sinyal atau keperluan jumlah kuota yang dibutuhkan untuk sebuah aplikasi pembelajaran, inilah salah satu bahan belajar untuk para guru. Bahan belajar lainnya yang paling krusial yaitu memahami operasional aplikasi yang sudah dipilih melalui pertimbangan sebelumnya. Jadi, apabila dalam jiwa kita tanpa adanya mental belajar, pasti kesulitan menghadapi keadaan akan semakin panjang.

Menunaikan segala sesuatu dalam kehidupan contohnya pekerjaan, dalam situasi yang serba baru, wajar saja kalau banyak terjadi sendatan atau hambatan. Kemauan yang kuat untuk belajar dan mengatasi kekurangan yang terjadi, sudah cukup untuk kita tidak menyerah kepada kesulitan. Bobot kualitas pada pekerjaan yang dihadapkan kepada situasi tidak seperti biasanya, boleh saja diabaikan terlebih dahulu. Keputusan dan berani menyikapi situasi belajar mengajar yang hampir lumpuh, adalah sikap cerdas yang perlu diambil.

Meskipun kualitas pekerjaan dengan segala sesuatu yang serba baru, agak mengabaikan kualitas, tidak salah kalau kita memberikan pelayanan yang terbaik. Membelajarkan peserta didik melalui aplikasi, hal baik apa yang bisa kita lakukan? Boleh saja kita mengatakan “agak sulit”. Apabila terdapat hal sederhana dan itu menuju kepada hasil yang lebih baik, mengapa tidak kita laksanakan. Misalnya saja kita menerapkan penguatan (reinforcement) pada pembelajaran jarak jauh tersebut.

Misalnya aplikasi yang kita pilih yaitu media komunikasi pembelajaran yang tidak menggunakan vidio karena pertimbangan kuota yang dihabiskan. Penguatan atau reinforcement bisa kita berikan pada kolom komentar. Meskipun tanpa tatap muka langsung atau melalui vidio, dari penguatan yang kita berikan, reaksi semangat belajar siswa akan kita perolah dari respons penguatan. Komunikasi yang hangat dalam pembelajaran masih bisa terjalin dengan baik, tanpa mengesampingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Intinya, kesiapsediaan kita menghadapi situasi bagaimana pun dalam belajar mengajar, itu yang diperlukan. Kemauan belajar untuk menghadapi pembelajaran yang terkadang dihadapkan pada situasi sulit, harus terus dihidupkan. Apabila kita bisa memberikan hal terbaik, mengapa tidak kita lakukan. Guru harus terus belajar untuk pembelajaran yang lebih baik, serupa dua sisi mata uang, tak terpisahkan.

Casminih, S.Pd., M.Pd. Lahir pada 14 Agustus 1967 di Indramayu. Ibu dari dua anak lelaki ini, aktivitas kesehariannya sebagai seorang guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMAN 1 Sukaresmi Cianjur Jawa Barat. Ia dapat dikunjungi via email: [email protected]. Atau, bisa juga dikontak melalui nomor 085723284590

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap!

03 Jul
Balas

Makasih. Lagi nengok orang tua. Seharian perjalanan. Baru bisa nulis.

03 Jul

Keren Bu artikelnya. Sukses lombanya ya, Ibu.

04 Jul
Balas

Keren Bu. Semoga lolos ya

04 Jul
Balas



search

New Post