Casminih Tapip

Kepala Sekolah di SMAN 1 Karangtengah Cianjur. Senang menulis dan terus menulis. Memiliki keluarga kecil, suami dan dua anak lelaki. Keluarga bahagia dun...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sarapan Bersama Mentari Pagi              (Tantangan Hari ke-15#Tantangan Gurusiana)

Sarapan Bersama Mentari Pagi (Tantangan Hari ke-15#Tantangan Gurusiana)

Anda mempunyai kebiasaan tidak sarapan pagi? Sangat disayangkan apabila hal itu terjadi, apalagi hingga menjadi sesuatu yang tidak dibarengi dengan rasa bersalah. Mengapa demikian, karena sarapan akan bisa memenuhi sekitar 15 hingga 30 % gizi yang dibutuhkan tubuh untuk hari itu. Jumlah persentase gizi yang sekian persen itu apabila dilewatkan, maka akan membawa tubuh Anda terasa lesu, tidak bergairah, dan sulit berkonsentrasi. Apabila demikian, Anda akan terbiasa menjadi pribadi yang sulit diajak untuk produktif. Jadi, akan lebih bijak apabila kita meninggalkan kebiasaan buruk yaitu 'tidak sarapan'.

Bagi para orang tua, hal ini seharusnya menjadi perhatian yang sangat penting. Coba kita refleksi diri, putra-putri kita yang menuju ke tempat belajar belum diberi sarapan. Anak-anak kita langsung masuk kelas begitu memasuki area sekolah. Jam pelajaran pertama berlangsung. Pembelajaran pertama dan selanjutnya tentu saja membutuhkan energi sebagai bahan bakar untuk mencerna atau terjadinya kegiatan belajar pada diri pembelajar. Apabila energi itu belum tersedia pada diri pembelajar, sulit rasanya otak beroperasi dengan normal. Pikirkan apabila hal itu setiap hari berlangsung, maka kecerdasan otak anak-anak kita akan 'Jauh panggang dari api'.

Betapa dahsyatnya efek nutrisi makanan bagi kecerdasan berpikir anak-anak kita. Ternyata, selain nutrisi, sarapan pagi yang lain juga sama-sama berefek mencerdaskan. Sarapan tersebut yaitu berliterasi bersama sinar mentari pagi. Sambut hangatnya pancaran mentari pagi dengan mengisi dan mengasah alam pikir kita dengan bacaan yang berguna. Awali pagi dengan kebiasaan membaca.

Literasi pagi yang berupa kegiatan awal pembelajaran dengan membaca, akan membentuk pembiasaan yang positif. Pembiasaan positif tersebut berupa 'ketagihan' untuk melakukan hal yang serupa yaitu membaca. Apabila pembiasaan ini telah mengkristal dalam diri, maka bersiap-siaplah untuk menjadi pribadi yang tak miskin pengetahuan. Pribadi yang demikian akan siap menghadapi tantangan zaman yang setiap saat menuju kepada perubahan.

Gambar di atas diambil dari kelas XI Bahasa SMAN 1 Sukaresmi pada hari Jumat, 14 Februari 2020. Mereka mengawali pembelajaran dengan membaca cerita pendek hasil karya guru mereka. Ditemani sorot mentari yang menghangatkan, sarapan literasi pagi begitu menyenangkan.

Mari kita jadikan literasi membaca bersama mentari pagi sebagai habit dalam keseharian. Generasi penerus dengan pembiasaan yang demikian adalah penerus bangsa yang diperlukan keberadaannya. Maka, tidak boleh tidak, membumikan berliterasi membaca di pagi hari menjadi pekerjaan rumah para guru dan para orang tua dalam mengkualitaskan putra-putri bangsa ini. Bangsa yang berkualitas dibangun dari generasi-generasi yang berilmu pengetahuan dan memiliki kebiasaan membaca dalam keseharian.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post