Casminih Tapip

Kepala Sekolah di SMAN 1 Karangtengah Cianjur. Senang menulis dan terus menulis. Memiliki keluarga kecil, suami dan dua anak lelaki. Keluarga bahagia dun...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menyemai dan Menuai di Negeri Jiran (Tantangan Hari Ke-17#Tantangan Gurusiana)

Menyemai dan Menuai di Negeri Jiran (Tantangan Hari Ke-17#Tantangan Gurusiana)

'Menyemai' berarti menebar. Biasanya, menyemai identik dengan 'menebar' benih. Dalam pelaksanaannya, tidak hanya benih yang dapat disemai, tetapi banyak hal bisa disemaikan. Menyemai budi, menyemai perbuatan baik, atau satu lagi, menyemai pengetahuan. Keseluruhan contoh yang dapat disemaikan tersebut merupakan hal yang sangat perlu ditebarkan. Hasil dari penebaran hal-hal tersebut tentu saja akan menghasilkan buah dengan cita rasa sangat manis.

Kata berikutnya yaitu 'menuai'. Kegiatan menuai, pasti kebanyakan orang pernah melakukan. Kata 'menuai' begitu lekat dengan kata 'padi'. Jadi, tidak salah apabila kita memunculkan satuan bahasa 'menuai padi' setelah telinga kita menangkap bunyi kata 'menuai'. Atau barangkali kita juga sering mendengar peribahasa yang di dalamnya terdapat kata 'menuai. Siapa yang menabur angin akan menuai badai. Menuai padi berarti memanen atau memetik hasil berupa padi. Menuai badai (kiasan) berarti menanggung akibat.

Tulisan ini tidak akan membahas pembentukan kata atau makna yang ditimbulkan dari 'menyemai' dan 'menuai', tetapi hendak berbagi pengalaman yang telah dilakukan penulis. Pengalaman penulis berupa menghadiri undangan seminar yang diselenggarakan oleh salah satu Institut Pendidikan di Malaysia. Aktivitas tersebut sebenarnya dilaksanakan beberapa waktu yang lalu. Akan tetapi, hasil dari kunjungan itu begitu mempunyai arti dalam peningkatan kompetensi diri. Dengan demikian, penulis merasa perlu untuk membagikan pengalaman berharga ini.

Beberapa waktu yang lalu, penulis bersama rekan-rekan dari Indonesia diundang untuk mengikuti seminar oleh Institut Pendidikan Guru Kampus Sultan Abdul Halim Malaysia. Sebagian dari kami diundang sebagai peserta dan sebagaian lagi sebagai pemakalah. Asal kami sebagai peserta dan pemakalah, dari berbagai provinsi di Indonesia. Penulis sendiri diundang sebagai pemakalah.

Bagi penulis, menjadi pemakalah yang harus presentasi di negeri bangsa lain, merupakan pengalaman pertama. Tentu saja campur aduk perasaan yang berkecamuk dalam jiwa. Membayangkan harus bagaimana bersikap dan berbahasa dalam presentasi agar audiens memahami apa yang dipresentasikan, adalah beban yang paling berat dirasakan. Belum lagi memprediksikan power point seperti apa yang biasa disampaikan oleh kebanyakan presenter di Malaysia. Direcoki juga dengan bagaimana pemberangkatan, melintasi waktu satu bulan, hampir tak terasa.

Kami yang belum kenal satu sama lain sepakat menjadikan Bandara Soekarno Hatta sebagai meeting point untuk pemberangkatan ke Malaysia. Setelah semuanya siap, kami menuju Singapore terlebih dahulu. Sore hari, rombongan seminar menuju Penang Malaysia. Kami menginap di Penang Malaysia, dengan view pantai yang indah'. Pagi-pagi kami menuju Institut Pendidikan Guru Kampus Sultan Abdul Halim.

Acara seminar didahului dengan pembukaan yang sebenarnya hampir sama dengan seminar pada umumnya di Indonesia. Hal yang asing bagi kami yaitu, kami tidak bisa menyanyikan lagu Kebangsaan Malaysia dan lagu-lagu lainnya. Jadi, kami hanya diam, duduk, berdiri, dan menyimak apa yang bisa dipahami.

Peminat peserta dan pemakalah seminar begitu membludak. Peserta dan pemakalah seminar seluruhnya berprofesi sebagai Cikgu (guru dan dosen). Seminar dijadwalkan menjadi dua hari. Untung saja, peserta dan pemakalah dari Indonesia, semua dijadwalkan pada hari pertama. Kami menuju bilik-bilik yang sudah diatur oleh pihak kampus.

Bilik (Ruangan) itulah tempat kami menyemai (menebar) pengetahuan berupa presentasi karya ilmiah kepada peserta seminar. Dalam ruangan (bilik) itu juga kami menuai (menerima) pengetahuan yang berkaitan dengan belajar mengajar. Pengalaman tak akan terlupakan bisa mendapatkan dan berbagi pengetahuan berkaitan dengan aktivitas profesi kami sebagai guru dari dua negara.

Banyak hal yang kami dapatkan dari kegiatan seminar di negeri Jiran tersebut. Menambah teman satu profesi dan bertukar pengalaman, tentunya salah satu hal tak ternilai yang kami peroleh. Mengenali budaya dan bahasa negeri Jiran, adalah hal berharga lainnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post