Casminih Tapip

Kepala Sekolah di SMAN 1 Karangtengah Cianjur. Senang menulis dan terus menulis. Memiliki keluarga kecil, suami dan dua anak lelaki. Keluarga bahagia dun...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kelasku 'Nyunda' Hari Ini                 (Tantangan Hari ke-22#Tantangan Gurusiana)

Kelasku 'Nyunda' Hari Ini (Tantangan Hari ke-22#Tantangan Gurusiana)

Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Sudah tidak asing lagi dengan peribahasa itu bukan? Peribahasa itu memiliki arti, di manapun kita berada atau tinggal, maka kita harus menghormati atau menjunjung tinggi budaya setempat. Makna peribahasa tersebut mengandung nilai toleransi yang sangat tinggi. Mengajak kita semua bahwa bersosialisasi dan berbaur dengan masyarakat sekitar itu harus kita terapkan dalam perikehidupan keseharian.

Hari ini, Jumat 21 Februari merupakan Hari Bahasa Ibu Internasional. Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikenal dan digunakan sebagai bahasa pertama manusia. Biasanya, bahasa ibu yaitu bahasa daerah yang digunakan masyarakat sekitar daerah di mana kita bertempat tinggal. Atau, bisa juga, bahasa ibu adalah bahasa yang digunakan oleh suami istri dalam kehidupan rumah tangganya. Sehingga ketika anak-anak mereka lahir, bahasa yang digunakan sebagai bahasa pertama anak-anak mereka adalah bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi suami istri tersebut.

Bahasa ibu seseorang bisa saja bukan bahasa daerah di mana mereka tinggal. Apalagi bila suami istri berasal dari daerah yang berbeda. Dengan demikian, bahasa daerah suami istri tersebut juga berbeda. Pada keadaan seperti ini, biasanya mereka menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Putra-putri yang lahir dari pasangan yang demikian, bisanya diajarkan bahasa ibu dengan bahasa Indonesia.

Kembali lagi kepada peribahasa yang ditulis pada paragraf awal bahwa kita harus menjunjung tinggi budaya setempat di mana kita bertempat tinggal. Apabila kita salah satu dari seseorang yang memiliki bahasa ibu, bahasa Indonesia, bukan berarti tidak perlu menghargai bahasa atau budaya daerah. Meskipun bahasa ibu kita bahasa Indonesia, tetap saja kita tinggal di lingkungan yang memiliki bahasa daerah. Jadi, menjunjung tinggi dan menghargai bahasa dan budaya daerah setempat di mana kita bertempat tinggal, harus kita laksanakan.

Penulis sebagai guru dan para peserta didik yang hari ini belajar di kelas, bisa jadi bukan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu yang melekat. Akan tetapi, bila kita tinggal di daerah priangan yang memiliki bahasa daerah dan budaya Sunda, maka kita wajib menghargai dan melestarikan bahasa dan budaya Sunda tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, hari ini kita wajib mengimplementasikan sikap menghargai dan melestarikan budaya Masyarakat setempat. Kami yang tinggal di Kabupaten Cianjur yang kaya akan budaya daerah, ikut melebur berpenampilan 'Nyunda'. Selain berpenampilan, tentu saja kami ikut serta mencintai dan melestarikan budaya Sunda tersebut.

Gambar di artikel ini diambil dari kelas XI Bahasa SMAN 1 Sukaresmi Kabupaten Cianjur. Pada gambar itu, guru dan peserta didik menggunakan pakaian adat Sunda. Tidak merupakan halangan meskipun berkebaya atau mengenakan baju 'Kampret', untuk menunaikan pembelajaran di kelas. Mereka semua mencintai budaya Sunda.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

21 Feb
Balas

Makasih Pa Yuli...

21 Feb

Masama buk

21 Feb



search

New Post