Casminih Tapip

Kepala Sekolah di SMAN 1 Karangtengah Cianjur. Senang menulis dan terus menulis. Memiliki keluarga kecil, suami dan dua anak lelaki. Keluarga bahagia dun...

Selengkapnya
Navigasi Web
Filosofi Piala                                  (Tantangan Hari Ke-13#Tantangan gurusiana)

Filosofi Piala (Tantangan Hari Ke-13#Tantangan gurusiana)

Siapa yang tak mengenal piala? Sosok elegan bertabur kata "hebat" itu, bisa kita lihat di beragam tempat. Piala sering kita jumpai di sekolah. Tak terkecuali di instansi lainnya. Tentu saja tak ada makna negatif yang melekat pada tubuh piala. Laksana malaikat, penilaian dan pandangan kita terhadap piala, murni positif tanpa cacat.

Bolehkah kita memiliki piala? Jawabannya tentu saja boleh, tetapi bukan hasil membeli dari toko piala. Lalu, bagaimana cara mendapatkan piala? Semua orang sudah tahu cara mendapatkannya. Hal yang harus dicamkan berkaitan dengan cara mendapatkan piala yaitu, niat dan keikhlasan dalam berbuat untuk memperoleh hasil terbaik.

Wujud piala yang dikirimkan oleh bola mata ke otak, memang berupa sebuah benda. Apabila kita mempunyai uang, tinggal tukarkan uang kita dengan piala yang kita mau. Apabila demikian, makna sebuah piala adalah uang. Itu berarti, hanya orang-orang yang punya uang untuk membeli piala yang berhak memiliki benda itu.

Lebih jauh kita menelisik, arti sebuah piala begitu dahsyat. Bayangkan saja, siswa yang memperoleh piala Olimpiade Sains Nasional, persiapan mereka mendapatkannya tidak cukup hitungan bulan. Tahunan adalah waktu yang harus dihabiskan untuk bisa memeluk piala OSN tersebut. Atlit angkat besi yang berlaga di PORDA juga mempersiapkannya tidak berbulan-buan tetapi bertahun-tahun. Piala yang diperoleh oleh sekolah sebagai sekolah sehat tingkat provinsi atau nasional, pasti menghabiskan waktu tahunan juga untuk memperolehnya.

Jadi, makna sebuah piala adalah bukan sebuah benda. Piala adalah motor yang mampu menggerakkan pilar kemampuan seseorang. Piala adalah motivasi yang mampu menyadarkan seseorang mengasah kualitas dirinya. Piala adalah kekuatan yang mampu menopang kelemahan yang dirasakan dalam jiwa. Piala adalah api yang mampu membakar kemalasan yang bersarang dalam jiwa raga.

Berdasarkan uraian tersebut, siapa pun berhak dan bisa mendapatkan piala. Lalu, bagaimana memperolehnya. Tanyakan kembali pada diri kita, maukah kita mendapatkan piala itu. Dalam diri piala, telah mengandung makna yang sama sekali tidak ada unsur negatif. Hanya makna positif yang bergelayut pada tubuhnya. Sangat baik bukan apabila kita ingin meraih sebuah piala dalam kehidupan kita ini? Mari kita raih sebuah piala.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post